Sekolah Kedaulatan Agraria 2020

Sekolah Kedaulatan Agraria 2020

Liputan / News / Pelatihan

Sekolah Kedaulatan Agraria 2020

Tahun ini, Pusat Studi Agraria (PSA) IPB  kembali menggelar Sekolah Kedaulatan Agraria (SKA). SKA kembali digelar sebagai usaha untuk mendiseminasikan kajian-kajian agraria bagi kalangan akademisi, aktivis, dan masyarakat pada umumnya. Bagi akademisi dan peneliti, kajian-kajian agararia dapat dikembangkan menjadi sebuah gagasan baru dalam menjawab persoalan-persoalan agraria yang sangat dinamis di Indoensia. Sementara, bagi kalangan aktivis, kajian-kajian agrarian dapat digunakan sebagai landasan berpikir teoritis atau sebagai legitimasi atas aktivisme yang dilakukan, khususnya sebagai upaya mendorong perubahan sosial.

Jika pada tahun kemarin, PSA berkolaborasi dengan Sajogyo Institut, maka tahun ini SKA terlaksana dengan berkolaborasi dengan lima lembaga penggiat isu-isu agraria, yaitu Pusat Studi Agraria IPB, Sajogyo Institut, Walhi Indonesia, Agrarian Research Centre (ARC), dan Front Nahdliyin untuk Kedaulatan Sumber Daya Agraria (FNKSDA).

Sekolah ini berlangsung secara online selama 8 hari, dimulai dari tanggal 11 Agustus sampai dengan 18 Agustus 2020. Peserta berjumlah 23 orang yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, yaitu Papua, Sumatra, Kalimantan, Jawa, dan Banten. Selain itu, peserta juga berasal dari berbagai latar belakang profesi dan keilmuan, seperti akademisi, LSM, dan organisasi gerakan masyarakat.

Kolaborasi beberapa lembaga dalam penyelenggaraan Sekolah Kedaulatan Agraria membuat materi yang disajikan menjadi lebih kaya, baik dari segi teori maupun praktik di lapangan. Materi-materi yang disajikan meliputi sejarah agraria, teori ekonomi politik sampai kepada implementasi Reforma Agaria. Setiap lembaga bertugas untuk menyiapkan materi dan bertanggung jawab untuk mencari narasumber. Para peserta SKA diwajibkan untuk membuat review dari materi-materi yang telah dipersiapkan sebelum sesi sekolah dimulai. Selain itu, setiap sesi selesai, peserta juga diharuskan membuat refleksi berkenaan dengan materi yang telah dibahas dan proses berlangsungnya kelas.

Sesi terakhir SKA diisi oleh Dr. HC. Gunawan Wiradi, beliau menyampaikan bahwa dengan sekolah ini, peserta yang mengikutinya harus bisa menjawab pertanyaan terkait dengan apa itu agraria dan bagaimana kondisi reforma agraria di Indonesia dan dunia. Pak Gunawan Wiradi mengatakan bahwa saat ini reforma agraria yang sejati belum dapat dilakukan di Indonesia dikarenakan syarat-syarat untuk mencapainya belum terpenuhi. Reforma agraria juga bergantung dari kebijakan pemerintah yang berkuasa.

Selain diisi oleh Pak Gunawan Wiradi, sesi terakhir juga digunakan untuk evaluasi dan refleksi peserta terkait dengan sekolah. Salah satu narasumber dan juga Kepala Pusat Studi Agaria Dr. Rina Mardiana, mengatakan bahwa SKA ini selain memberikan pengetahuan-pengetahuan agraria, juga memberikan wadah bagi peserta untuk melakukan refleksi bersama terkait dengan isu-isu agraria. (RA)